Potensi Daerah

I. PERTANIAN, KEHUTANAN, PETERNAKAN, DAN PERIKANAN

 

 

 

 

Tanaman Pangan
Pada tahun 2021 produksi padi sawah di Batu Bara mengalami penurunan dibandingkan tahun 2020 yaitu sekitar 3,1 persen. Produksi padi sawah tahun 2021 mencapai 160.909,46 ton dengan rata-rata produksi 56,77 kw/ha. Kecamatan dengan produksi padi terbesar adalah Air Putih dan Medang Deras. Sedangkan produksi padi ladang pada tahun yang sama adalah nol karena di Batu Bara tidak ada yang mengusahakan padi ladang. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Produsen jagung terbesar di Batu Bara untuk tahun 2021 adalah Kecamatan Nibung Hangus dengan produksi sebesar 843,98 ton atau 47,96 persen dari total produksi jagung di Batu Bara yang mencapai 1.759,56 ton. 

Tanaman ubi kayu diusahakan di seluruh kecamatan induk di Batu Bara kecuali Tanjung Tiram, Nibung Hangus dan Laut Tador. Produksi tahun 2021 meningkat dibandingkan tahun 2020, dari 13.745,70 ton menjadi 15.519,8 ton.

Untuk tanaman bahan makanan lainnya seperti kacang kedelai, kacang tanah dan kacang hijau, mengalami peningkatan produksinya, kecuali ubi jalar.

 

 

 

 

Hortikultura
Pada tahun 2021 produksi cabai keriting di Batu Bara mencapai 156.547,95 kw.  Kecamatan dengan produksi cabai terbesar adalah Lima Puluh Pesisir disusul Sei Suka dan Air Putih. Untuk produksi buah-buahan di Kabupaten Batu Bara yang paling banyak adalah buah pisang sebanyak 22.214,80 kw, rambutan 37.076,84 kw, dan buah mangga 16.014,40 kw. Kecamatan dengan produksi rambutan terbesar adalah Laut Tador disusul Sei Suka dan Talawi.

 

Perkebunan
Kabupaten Batu Bara merupakan salah satu sentra perkebunan di Sumatera Utara. Komoditi penting yang dihasilkan perkebunan di Kabupaten Batu Bara adalah karet, kelapa sawit, kelapa, coklat dan pinang.

Produksi karet pada tahun 2021 sebesar 317,73 ton. Kecamatan Datuk Tanah Datar merupakan kecamatan penghasil karet terbesar di Batu Bara. Tanaman kelapa sawit ditanam di seluruh kecamatan di Kabupaten Batu Bara. Produksi kelapa sawit TBS (Tanda Buah Segar) tahun 2021 sebesar 180.525 ton dengan total luas tanaman
12.176 ha. Nibung Hangus merupakan kecamatan penghasil kelapa sawit terbesar di Batu Bara.

Produksi tanaman kelapa (kopra) di Batu Bara tahun 2021 mencapai 54.070 ton dengan luas tanaman mencapai 8.755 ha. Kecamatan Tanjung Tiram merupakan penghasil kelapa (kopra) terbesar di Batu Bara dengan total produksi 15.406 ton.
Produksi kakao pada tahun 2021sebesar 2.625,1 ton. Kecamatan Tanjung Tiram merupakan penghasil terbesar kakao di Batu Bara.

Produksi pinang pada tahun 2021 sebesar 212 ton. Kecamatan Medang Deras penghasil terbesar pinang di Batu Bara. Selain perkebunan yang dikelola oleh rakyat, Batu Bara juga merupakan sentra perkebunan yang dikelola oleh swasta dan BUMN (PNP/PTP).
Komoditas yang diusahakan antara lain karet dan kelapa sawit.

 

Peternakan
Produksi daging unggas tahun 2021 yang terbesar adalah ayam ras pedaging yaitu sebesar 2.368,255 ton, untuk ternak kecil yang terbesar adalah babi yaitu 15,60 ton dan untuk ternak besar adalah sapi dengan produksi daging sebesar 244,65 ton.

 

Perikanan
Produksi ikan tangkap dari laut di Batu Bara pada tahun 2021 sebesar 40.208,15 ton sedangkan ikan tangkap dari perairan umum sebesar 6,25 ton. Produksi terbesar dihasilkan oleh Kecamatan Tanjung Tiram yaitu sebesar 10.179,90 ton disusul Talawi dengan produksi sebesar 9.410,95 ton.

Produksi perikanan budidaya di Batu Bara tahun 2021 sebanyak 1.951,05 ton. Sebanyak 116 ton dari hasil budidaya laut, 1.080,88 ton dari hasil budidaya tambak, 828,19 ton dari hasil budidaya kolam dan 4,32 hasil jaring apung. Jumlah rumah tangga perikanan budidaya sebanyak 3.242 rumah tangga, terdiri dari 130 rumah tangga
budidaya laut, 392 rumah tangga petambak, dan 2.742 rumah tangga budidaya kolam.

 

Kehutanan
Menurut fungsinya hutan dibagi menjadi hutan suaka marga satwa, hutan lindung, hutan produksi terbatas, hutan produksi, hutan konversi dan hutan wisata. Total areal hutan di Batu Bara mencapai 3.373,75 ha yang dirinci atas 50,19 persen hutan
produksi terbatas dan 49,81 persen hutan lindung.

 

 

II. 

 

 

KPJU UNGGULAN

Hasil analisis dengan menggunakan metode bayes dan berdasarkan 4 kriteria dan bobot kepentingan menghasilkan KPJU Unggulan untuk setiap sektor usaha UMKM di setiap kecamatan di Kabupaten Batubara. Berdasarkan KPJU unggulan pada setiap sektor usaha di setiap kecamatan dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon KPJU Unggulan per sektor untuk tingkat Kabupaten Batubara. Hasil proses agregasi dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10 kandidat KPJU Unggulan Kabupaten Batubara yang mempunyai nilai skor tertinggi.  

Berdasarkan hasil FGD, analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor ekonomi untuk setiap tujuan penetapan KPJU Unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing sektor seperti disajikan pada tabel berikut.

Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi, tujuan penciptaan lapangan pekerjaan, dan peningkatan daya saing produk dalam rangka penetapan KPJU Unggulan di Kabupaten Batubara adalah sektor pertanian. Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJU Unggulan UMKM maka sektor pertaniaan merupakan prioritas utama. Sektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah industri pengolahan, perikanan, perdagangan dan transportasi.

Berdasarkan hasil penelitian lapangan tingkat kecamatan dan pelaksanaan FGD 1 beserta bobot kepentingan masing-masing kriteria yang telah dihasilkan sebelumnya, analisis AHP menghasilkan KPJU Unggulan setiap sektor ekonomi UMKM dengan urutan dan nilai skor terbobot seperti disajikan pada tabel berikut ini.

 

Untuk sektor pertanian, peternakan dan perburuan terdapat sepuluh komoditas unggulan, dimana kelapa sawit merupakan komoditas unggulan Kabupaten Batubara dengan produksi sebesar 169.590 ton dan total luas tanaman 12.043 Ha. Sementara itu untuk sektor kehutanan dimana total areal hutan di Batu Bara mencapai 3.566,59 Ha yang dirinci atas 47,28 persen hutan produksi terbatas dan 52,72 persen hutan lindung ini hanya terdapat tujuh komoditas unggulan, yaitu bambu menjadi komoditas yang paling unggul. Untuk sektor perikanan, Produksi ikan tangkap dari laut di Batu Bara pada tahun 2017 sebesar 30.385 ton sedangkan ikan tangkap dari perairan umum tidak berproduksi. Sehingga dari empat komoditas unggulan, komoditas ikan laut sebagai komoditas unggulannya . Untuk sektor pertambangan dan penggalian terdapat tiga komoditas unggulan yaitu tanah menjadi komoditas paling unggul. 

Sedangkan untuk sektor industri pengolahan terdapat sembilan komoditas unggulan dimana tenun songket merupakan komoditas unggulan Kabupaten Batubara karena keunikan corak atau desain tenunan yang memiliki ciri khas tersendiri dan nilai seni budaya yang cukup tinggi. Untuk sektor konstruksi terdapat empat komoditas unggulan, dimana sumur bor merupakan komoditas unggulannya. Untuk sektor Perdagangan besar dan kecil terdapat sepuluh komoditas unggulan dimana perdagangan kelapa sawit menjadi komoditas unggulannya.

Untuk sektor transportasi dan pergudangan terdapat sembilan komoditas dengan komoditas becak sebagai komoditas unggulan Kabupaten Batubara sebagai komoditas unggulan di sektor transportasi dan pergudangan. Untuk sektor penyediaan akomodasi makan dan minum terdapat dua komoditas unggulan dengan komoditas rumah makan yang paling unggul di Kabupaten Batubara untuk sektor penyediaan akomodasi makan dan minum. Sedangkan jasa persewaan hanya terdapat lima komoditas unggulan, dimana rental mobil merupakan komoditas yang paling unggul di Kabupaten Batubara untuk sektor jasa persewaan.

Untuk sektor jasa profesional, ilmiah dan teknis terdapat empat komoditas unggulan dengan fotografi & studio sebagai komoditas unggulan di Kabupaten Batubara untuk sektor jasa profesional, ilmiah dan teknis. Sedangkan untuk sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial terdapat empat komoditas unggulan dengan klinik kesehatan sebagai komoditas yang paling unggul di Kabupaten Batubara untuk sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial. Untuk sektor kesenian, hiburan dan rekreasi terdapat sepuluh komoditas unggulan yaitu organ tunggal sebagai komoditas yang paling unggul di Kabupaten Batubara untuk sektor kesenian, hiburan dan rekreasi. Sementara itu untuk sektor jasa lainnya terdapat lima komoditas unggulan dengan pangkas rambut sebagai komoditas unggulan Kabupaten Batubara untuk sektor jasa lainnya.  

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang penetapan kompetensi inti daerah dilakukan penetapan KPJU unggulan Lintas sektor. Penetapan dilakukan dengan menggunakan Metoda Bayes, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor usaha serta hasil skor KPJU unggulan setiap sektor usaha yang telah diperoleh. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJU unggulan lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJU yang bersangkutan dimana terdapat 5 (lima) KPJU unggulan lintas sektor adalah kelapa sawit, perdagangan kelapa sawit, padi sawah, perdagangan kelapa dan tenun songket. Adapun hasil lengkap berupa ranking KPJU unggulan lintas sektor berdasarkan nilai skor terbobot masing masing KPJU untuk Kabupaten Batubara adalah sebagai berikut.

Pada urutan selanjutnya terdapat komoditas kelapa, angkutan kota, budidaya ikan kolam, cabai merah dan ikan laut. Dimana dari 10 (sepuluh) komoditas unggulan lintas sektor tersebut terdapat 3 (tiga) komoditas unggulan dari sektor pertanian, 2 (dua) sektor perdagangan, 2 (dua) sektor perikanan dan 1 (satu) untuk masing –masing untuk sektor industri pengolahan, transportasi dan jasa profesional. Sehingga bisa dikatakan Kabupaten Batubara berorientasi kegiatan ekonominya pada sektor pertanian, perdagangan dan perikanan.

Untuk lebih memperdalam sejauh mana kedudukan KPJU unggulan lintas sektor 1 (satu) sampai 10 (sepuluh), dilakukan pemetaan (kedudukan) setiap KPJU unggulan lintas sektor satu terhadap KPJU unggulan lintas sektor yang lain. Kedudukan setiap KPJU unggulan lintas sektor tersebut didasarkan atas hasil penilaian terhadap faktor faktor prospek dan potensi saat ini, pada skala penilaian untuk prospek Kurang, yaitu kurang (1) sampai dengan Sangat Baik (5), skala penilaian untuk potensi yaitu Kurang (1) sampai dengan Sangat Tinggi (5).  

Penilaian aspek prospek yang mencakup faktor (1) kesesuaian dengan kebijakan pemda, (2) prospek pasar, (3) minat investor, (4) dukungan dan program pembangunan infra struktur usaha, (5) resiko terhadap lingkungan dan (6) tingkat persaingan. Aspek potensi mencakup aspek (1) jumlah unit usaha/pengusaha saat ini, (2) kesesuaian dengan budaya/keterampilan masyarakat, (3) penguasaan masyarakat terhadap teknologi dan pengelolaan usaha, (4) ketersediaan sumber daya alam (bahan baku, lahan), (5) insentif harga jual produk dan (6) daya serap pasar domestik. Berdasarkan penilaian narasumber pada forum FGD di tingkat Kabupaten/Kota, rata-rata hasil penilaian (skor) terhadap semua aspek potensi dan prospek disajikan pada tabel berikut.

Seperti dapat dilihat pada tabel tersebut, pada aspek prospek ternyata diantara ke 10 sepuluh) KPJU unggulan lintas sektor, penangkapan ikan dilaut dan budidaya ikan kolam relatif mempunyai prospek yang sangat baik dibandingkan kelapa sawit, padi sawah, perdagangan kelapa, cabai merah dan kelapa, sedangkan perdagangan sawit, tenun songket dan angkutan kota memiliki prospek kategori cukup.

Pada aspek potensi, semua KPJU unggulan berpotensi baik, dimana kelapa sawit, perdagangan sawit, kelapa, budidaya ikan kolam, cabai merah dan ikan laut berpotensial lebih.

Berdasarkan hasil pemetaan kuadran KPJU Unggulan untuk Kabupaten Batubara menunjukkan bahwa komoditi Ikan Laut, komoditi Kelapa, komoditi Kelapa Sawit, komoditas Cabai Merah, usaha Budidaya Ikan Kolam, komoditi Padi Sawah, Tenun Songket, usaha perdagangan kelapa dan usaha Perdagangan Sawit memiliki potensi dan berprospek untuk berkembang. Sementara itu, jasa usaha Angkutan Kota di Kabupaten Batubara memiliki potensi tetapi masih kurang berprospek untuk dikembangkan dimasa mendatang.

Berdasarkan nilai skor potensi dan prospek ke sepuluh KPJU unggulan dengan batas nilai skor = 3 (potensi sedang dan prospek cukup), maka posisi setiap KPJU unggulan satu dengan yang lain disajikan pada gambar berikut.

Berita & Kegiatan

Selengkapnya

    2022-08-24 10:29:08

Bupati Zahir Bahas Percepatan dan Target Realisasi Program Pembangunan Kabupaten Batu Bara dengan Kepala Staf Presiden.

    2022-08-24 10:24:58

Zahir : Batu Bara Siap Tampung Investor untuk Kawasan Kuala Tanjung.

    2022-08-24 10:23:43

Kawasan Industri Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara menjadi prioritas dari Program Monitoring Kementerian Perindustrian.

Mari Berinvestasi di Kabupaten Batu Bara

Ribuan Peluang menanti, Jelajahi Kabupaten Batu Bara Sekarang untuk Mempelajari Potensi Daerah Kami